MATA LELAKI - Toxic masculinity merupakan istilah yang dipakai buat menjelaskan sisi negatif dari stereotip tentang "kejantanan" yang terkadang membuat laki-laki merasa harus berperilaku dengan cara tertentu. Contohnya, anggapan bahwa cowok tidak boleh nangis atau harus selalu kelihatan kuat dan dominan. Hal-hal seperti ini bisa jadi beban, tidak hanya buat mereka sendiri, tetapi juga buat orang di sekitar mereka.
Source: pexels.com
Jadi, Apa Itu Toxic Masculinity?
Bayangkan, ketika kalian sedang duduk di kafe bersama teman-teman kalian. Tiba-tiba, ada yang mulai cerita kalau dia sedang stres karena kerjaan. Pada saat itu, mungkin ada yang berkata, "Ah, masa gitu aja pusing, bro? Cowok harusnya kuat!" Ini merupakan salah satu contoh kecil dari toxic masculinity. Artinya, ada ekspektasi kalau cowok harus selalu kelihatan tangguh dan tidak boleh menunjukkan kelemahan.
Source: pexels.com
Kenapa Toxic Masculinity Bisa Jadi Masalah?
Masalahnya, tekanan buat selalu kelihatan "jantan" ini bisa membuat laki-laki menekan perasaan mereka sendiri, bahkan sampai tidak mau minta bantuan ketika mereka beneran butuh. Ini bisa jadi penyebab stres, depresi, atau bahkan masalah kesehatan lainnya. Tidak hanya itu, toxic masculinity juga bisa bikin beberapa orang merasa harus jadi agresif atau kasar biar kelihatan "jantan," yang akhirnya malah merugikan orang lain, terutama dalam hubungan atau pergaulan.
Source: pexels.com
Cara Menghadapinya?
Gampangnya, kita perlu lebih santai dan fleksibel soal apa artinya jadi laki-laki. Tidak ada salahnya buat cowok nangis, cerita soal perasaannya, atau minta bantuan kalau lagi kesulitan. Malah, ini tanda kalau dia cukup percaya diri buat jadi dirinya sendiri. Selain itu, penting juga untuk mendukung teman-teman cowok kita buat merasa baik-baik saja dengan jadi diri mereka sendiri, apapun itu.
Jadi, intinya, toxic masculinity itu tentang stereotip yang bikin beban, dan kita bisa menghadapinya dengan lebih terbuka, menghargai perasaan, dan tidak menekan diri atau orang lain buat jadi sesuatu yang mereka tidak nyaman. Karena, jadi diri sendiri dan bahagia itu yang paling penting, bukan?