MATA LELAKI - Mungkin kalian sudah tak asing lagi dengan hobi sepatu roda. Ya, hobi yang tak kenal usia ini memang terbilang musiman, ada kalanya ramai, namun kadang sepi. Meski demikian, tetap saja ada penggemar setia dari hobi yang satu ini.
Namun tahukah kalian? Sepatu roda ternyata awalnya muncul sebagai eksperimen unik untuk meniru sensasi berseluncur di atas es, lalu berkembang menjadi permainan, olahraga, bahkan hobi seru. Dari yang dulu masih sederhana dan berat, hingga sekarang tampil modern dan nyaman dipakai, perjalanan evolusinya cukup menarik untuk diikuti. Berikut sejarah singkatnya yang perlu kalian tahu.
1. Awal Mula Ide Inline (Abad ke-18)
Source: TheMuseumFineArts
Konsep awal sepatu roda, terutama inline skate, muncul pada abad ke-18 ketika penemu seperti John Joseph Merlin menciptakan sepatu dengan roda yang disusun dalam satu garis. Sepatu itu sendiri terinspirasi dari pisau sepatu es. Meski masih sangat sederhana dan sulit dikendalikan, ide ini menjadi pondasi awal berkembangnya desain sepatu roda modern hingga akhirnya populer di berbagai negara.
2. Inovasi Prancis (Awal Abad ke-19)
Source: pixabay.com
Pada tahun 1819, Charles-Louis Petitbled dari Prancis mematenkan desain awal sepatu roda dengan roda yang dipasang sejajar. Pada masanya, ide ini dianggap sangat progresif karena belum banyak teknologi transportasi personal selain kuda atau sepeda. Namun, konstruksi sepatu roda ini masih primitif—material rangka masih dari logam berat, roda dibuat dari kayu, dan belum ada sistem pengereman yang aman. Akibatnya, pengguna sering kesulitan menjaga keseimbangan, terutama di jalan berbatu yang banyak ditemukan saat itu. Meski begitu, inovasi ini menjadi pintu pembuka bagi perkembangan sepatu roda berikutnya.
3. Revolusi Quad Skate oleh James Plimpton (1863)
Source: vintag.es
Perubahan besar muncul pada tahun 1863 ketika James Leonard Plimpton, seorang penemu asal Amerika Serikat, mengembangkan sepatu roda model quad dengan mekanisme pegas yang memungkinkan sepatu berbelok mengikuti pergerakan tubuh. Desain ini menjadi revolusioner karena untuk pertama kalinya orang bisa bermanuver dengan mudah, membuat sepatu roda tidak lagi sekadar eksperimen teknis, tetapi juga aktivitas rekreasi untuk masyarakat umum. Pada periode ini pula, mulai banyak arena skating dibuka, budaya pertunjukan dan kompetisi pun lahir, dan sepatu roda berkembang menjadi gaya hidup urban.
4. Perkembangan Teknologi & Industri Inline (Abad ke-20)
Source: rollerblade.com
Meskipun quad skate menjadi simbol skating modern pada akhir abad ke-19, pengembangan inline tetap berjalan di balik layar. Pada 1960–1970-an, konsep inline kembali diuji untuk kebutuhan olahraga profesional, terutama sebagai alat latihan atlet hoki es pada musim panas. Bahan mulai berevolusi dari kayu menjadi plastik komposit, lalu ke aluminium yang lebih kuat namun ringan. Momentum besar terjadi pada 1980-an ketika Scott & Brennan Olson mendirikan brand Rollerblade, memperkenalkan inline dengan roda urethane berkualitas tinggi, bearing presisi, dan boot yang nyaman. Sejak saat itu, inline skate digunakan untuk freestyle, urban, fitness, hingga speed skating modern.
5. Organisasi Internasional & Sepatu Roda di Indonesia
Source: rri.com
Secara global, olahraga sepatu roda mulai terorganisir sejak 1924 melalui berdirinya Federation Internationale de Roller Skating, yang kemudian menjadi World Skate dan menaungi berbagai disiplin serta standar kompetisi internasional. Di Indonesia, perkembangannya melesat sejak 1990–2000-an lewat klub komunitas dan kejuaraan nasional, hingga akhirnya melahirkan atlet berprestasi. Kini, sepatu roda tidak hanya menjadi olahraga kompetitif, tetapi juga kegiatan rekreasi dan tren komunitas modern.
Kini kalian tahu tentang sejarah dari hobi sepatu roda. Setelah mengetahui sejarahnya, apakah kalian juga jadi tertarik untuk mencoba hobi sekaligus olahraga yang satu ini?