MATA LELAKI - Merokok sepertinya sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Hampir semua orang kini melakukan kegiatan merokok kala senggang, seperti misalnya setelah makan, atau saat sedang istirahat bekerja. Selain rokok yang kita kenal sekarang, ternyata zaman dulu ada metode merokok lain, yaitu dengan menggunakan cangklong.
Cangklong, atau honcoe, adalah alat yang sering digunakan orang untuk merokok tembakau dan zat lain. Perokok cangklong biasanya tidak menghirup, namun cukup memasukkan rokok ke mulut dan kemudian dihembuskan. Apakah merokok dengan cangklong lebih sehat dari merokok biasa? Jawabannya tidak.
Lalu, sebenarnya dari mana asal mula cangklong ini, hingga akhirnya bisa menyebar ke seluruh dunia? Berikut ini sejarahnya.
Source: Xlsemanal.com
Pipa tembakau atau cangklong ini pertama kali dikenal sejak tahun 1600-an di Eropa, walaupun disebutkan dalam catatan yang sejarah bahwa warga asli Amerika Utara menggunakan pipa pengisap tembakau.
Pada abad ke-18, pipa cangklong menjadi alat pengisap tembakau kaum elit. Tak main-main, cangklong merupakan alat yang sangat digemari raja-raja, pejabat, hingga bangsawan. Cangklong sendiri awalnya diperkenalkan oleh ekspeditor dari Eropa, saat mereka berekspedisi ke Negeri Paman Sam, yaitu Amerika Serikat.
Source: Bigbangblog.net
Penemuan para ekspeditor itu lalu disebar ke mancanegara, termasuk ke negara Indonesia yang penyalurannya sangat cepat, karena pada saat itu negara Indonesia diketahui sebagai negara produsen tembakau.
Salah satu jenis tembakau
yang sangat dikenal dan disukai penyangklong adalah tembakau Srintil. Tembakau ini bisa dibilang mendunia, dan untuk harganya sendiri sangat mahal, yaitu sekitar IDR 1 juta per kilonya. Srintil
terbukti mampu bersaing dengan tembakau impor lain seperti Captains Fines, Suver
dan Dunhill.
Source: pixabay.com
Tembakau Srintil adalah tembakau yang terhitung sangat unik dan langka, karena tidak bisa dibudidayakan sebagaimana membudidayakan tembakau pada umumnya. Jenis ini hanya muncul secara tiba-tiba. Nama srintil sendiri diambil dari kata sri-ne dan kata ngintil. Sri merupakan seorang dewi keberuntungan sedangkan ngintil artinya mengikuti. Jadi, Srintil dapat diartikan sebagai tembakau yang diikuti dengan keberuntungan.
Selain Srintil, di negara Indonesia pun masih banyak jenis-jenis tembakau berkualitas lainnya yaitu Mole, Gayo sampai Darmawangi. Sejak dulu tembakau itu digemari pehobi nyangklong, termasuk oleh maestro seni lukis Affandi dan Bob Sadino.
Itulah sejarah cangklong yang terkenal dari Eropa hingga ke Indonesia, Apakah di antara kalian masih ada yang menggunakan atau bahkan mengoleksi cangklong?