MATA LELAKI - Stoikisme mungkin terdengar seperti sesuatu dari masa lalu, tapi sebenarnya filosofi ini bisa menjadi salah satu jawaban buat kalian yang ingin menjalani hidup lebih damai dan bijak di dunia modern.
Source: pexels.com
Apa Itu Stoikisme?
Stoikisme adalah aliran filsafat yang lahir di Yunani kuno sekitar abad ke-3 SM. Filosofi ini terkenal karena mengajarkan bagaimana menghadapi hidup dengan tenang, tanpa terlalu terpengaruh oleh hal-hal di luar kendali kita. Filsafat ini didirikan oleh Zeno dari Citium, dan kemudian dikembangkan oleh filsuf terkenal lainnya seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius.
Jadi, intinya, Stoikisme mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan tidak terlalu khawatir tentang hal-hal yang di luar kendali kita.
Source: pexels.com
Prinsip-Prinsip Utama Stoikisme
Dikotomi Kendali
Salah satu ajaran dasar Stoikisme adalah membedakan antara apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak bisa dikendalikan. Kita bisa mengendalikan pikiran, tindakan, dan sikap kita, tapi tidak bisa mengendalikan cuaca, opini orang lain, atau hasil akhir dari sesuatu. Filosofi ini mengajarkan kita untuk menerima hal-hal yang di luar kendali dengan lapang dada, sambil fokus pada bagaimana kita meresponnya.
Jika hujan turun saat kalian merencanakan piknik, daripada mengeluh, Stoikisme akan menyarankan untuk menikmati suasana hujan atau mengubah rencana dengan cara yang lebih positif.
Mengendalikan Emosi
Stoikisme tidak mengajarkan kita untuk mematikan emosi, tapi untuk tidak terlalu terbawa oleh emosi. Kita diajarkan untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap situasi negatif, dan tetap tenang dalam menghadapi tantangan hidup. Ini bukan tentang menjadi robot tanpa perasaan, tapi tentang menjaga keseimbangan emosional.
Ketika seseorang mengkritik, daripada marah atau tersinggung, cobalah untuk melihat kritik itu sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Hidup Sesuai dengan Alam
Filosofi Stoikisme menekankan pentingnya hidup selaras dengan alam, baik dalam arti menghormati alam lingkungan kita maupun mengikuti kodrat manusia sebagai makhluk yang rasional. Ini berarti menerima siklus hidup dan kematian, perubahan, serta menjalani hidup dengan sederhana dan bijak.
Hidup lebih sederhana dan berkelanjutan, serta menerima bahwa semua hal di dunia ini bersifat sementara.
Menghargai Kebajikan
Dalam Stoikisme, kebajikan adalah hal terpenting dalam hidup. Kebajikan meliputi kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri. Dengan menjalani hidup yang penuh kebajikan, seorang Stoik percaya bahwa mereka dapat mencapai eudaimonia, atau hidup yang baik dan sejahtera.
Ketika dihadapkan pada keputusan sulit, pertimbangkan pilihan yang paling bijaksana dan adil, bukan yang hanya menguntungkan diri sendiri.
Source: pexels.com
Bagaimana Menerapkan Stoikisme dalam Kehidupan Sehari-hari?
Mulai dengan Jurnal
Banyak Stoik terkenal, seperti Marcus Aurelius, menulis pemikiran mereka dalam jurnal harian. Ini adalah cara yang baik untuk merenungkan tindakan dan pemikiran, serta belajar dari pengalaman sehari-hari.
Lakukan Latihan Mental
Misalnya, cobalah latihan "pembayangan negatif" di mana kalian membayangkan skenario terburuk yang bisa terjadi. Ini bukan untuk membuat pesimis, tetapi untuk membantu menghargai apa yang kalian miliki dan siap menghadapi segala kemungkinan.
Bersyukur
Stoikisme mengajarkan untuk bersyukur atas hal-hal kecil dalam hidup. Dengan menghargai apa yang kita miliki sekarang, kita bisa mengurangi keinginan yang berlebihan dan merasa lebih puas.
Jaga Reaksi
Ketika sesuatu yang tak terduga terjadi, coba beri jeda sejenak sebelum bereaksi. Pikirkan bagaimana seorang Stoik akan menanggapi situasi tersebut dengan tenang, rasional, dan penuh kebajikan.
Stoikisme adalah filosofi yang relevan untuk siapa saja yang ingin hidup lebih tenang dan bijaksana. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Stoik, kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, mengelola emosi dengan lebih baik, dan hidup dengan kebajikan. Jadi, jika kalian mencari cara untuk menghadapi kehidupan modern yang penuh stres dan ketidakpastian, Stoikisme mungkin bisa menjadi jawabannya.
