Friday Apr 19, 2024 08:41
Featured

DI LUAR KATEGORI MATALELAKI

DI LUAR KATEGORI MATALELAKI

Dilahirkan dalam kondisi tubuh sempurna tanpa ada yang kurang menjadi satu hal yang patut disyukuri. Meski demikian, ada faktor eksternal yang memungkinkan organ tubuh kita terpaksa hilang, seperti misalnya mengalami kecelakaan atau terkena penyakit tertentu. Salah satu kasus yang mengharuskan seseorang kehilangan organ tubuhnya dialami oleh seorang model cantik asal Los Angeles, Amerika Serikat, bernama Lauren Wasser.

Lauren terpaksa harus merelakan kedua kakinya karena penyakit langka yang disebut dengan Toxic Shock Syndrome (TSS). Kejadian ini berlangsung pada tahun 2012 lalu, dan awalnya Lauren harus kehilangan kaki kirinya dulu sebelum akhirnya kaki kanannya juga diamputasi.

DI LUAR KATEGORI MATALELAKI
Lauren Wasser (Sumber: insider.com)

Lauren mengaku, awalnya dia sempat tak sadarkan diri di dalam kamarnya. Saat itu tak ada orang di rumah, hanya dia sendirian. Akhirnya Lauren berhasil dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Tak ada kabar dari Lauren selama beberapa saat, ibu dari Lauren sempat khawatir dan kemudian memanggil polisi untuk memeriksakan kesehatannya. Tak lama kemudian, Lauren pun dibawa ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Lauren menderita kondisi kesehatan yang cukup buruk. Panasnya mencapai 40 derajat Celsius, dan dia juga terkena serangan jantung serta kegagalan dalam beberapa organ tubuhnya. Lauren juga sempat koma. Lauren menderita kondisi yang disebut dengan Toxic Shock Syndrome.

DI LUAR KATEGORI MATALELAKI
Kaki Lauren Wasser yang diamputasi (Sumber: tribunnews.com)

Ternyata, penyebab dari Lauren harus mengalami kondisi kesehatan langka ini adalah karena penggunaan tampon. Tampon sendiri adalah produk kesehatan wanita, yang berfungsi layaknya pembalut. Kebiasaan buruk jarang mengganti tampon bisa memunculkan bakteri. Bakteri inilah yang menyebabkan TSS. Bakteri yang bisa menyebabkan TSS biasanya adalah Staphylococcus aureus. Bakteri ini hidup di kulit, dan menghasilkan racun yang berbahaya menuju aliran darah.

Akibatnya, Lauren pun harus kehilangan kedua kakinya. Kaki kanannya sendiri baru diamputasi pada tahun 2018 lalu. Lauren pun harus rela dan ikhlas atas kejadian yang menimpanya ini. Dia hanya berharap bahwa penyakit yang menimpanya ini tak menimpa orang lain, dan dia berharap pemerintah Amerika Serikat bisa melakukan penelitian terkait penyakit ini dan juga melakukan penelitian terhadap tampon yang mungkin menjadi penyebab penyakit ini.

You may also like

Leave a comment